Selasa, 27 Oktober 2015

Manfaat E-learning di Sekolah Dasar

Apa yang dimaksud dengan e-learning ? mungkin masih banyak orang yang tidak memahami bahkan
mengetahui apa dan bagaimana yang dimaksud dengan e-learning itu. e-learning terdiri dari dua kata yaitu “e” yang merupakan kepanjangan dari electronic dan learning. Sehingga jika ke dua kata tersebut digabungkan maka akan membentuk suatu pengertian yaitu pembelajaran yang berbasis elektronik.

Selaras dengan kemajuan teknologi pada masa kini, definisi e-learning atau electronic learning sering kali berubah-ubah. Secara umum, elecrtonic learning adalah pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan serangkaian alat elektronik (LAN, WAN atau internet) untuk menyampaikan isi materi yang akan diajarkan. Komputer, .internet, internet, satelit, tape audio/ video, TV interaktif dan CD ROM merupakan sebagian media elektronik yang tergolong ke dalam kategori ini.

Banyak pakar yang mengemukakan penafsirannya tentang e-learning dari berbagai sudut pandang diantaranya, yaitu:

Hartley (Hartley, 2001) menyatakan: e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke pada siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms (Glossary, 2001) menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa E-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi atau learn based Information Communication Technology (ICT). Penggunaan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran, dalam hal administrasi maupun penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik. Interactive e-learning membuat siswa turut berperanserta secara aktif dalam proses pembelajaran.

Apa saja keuntungan serta keunggulan dari e-learning? Ada beberapa keuntungan serta keunggulan yang didapat dari metode e-learning diantaranya, yaitu:

§   Biaya yang murah;
§   Mengikuti perkembangan-perkembangan terakhir;
§   Bahan bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan;
§   Bahan mengikuti waktu;
§   Siapapun dari seluruh dunia dapat mengakses e-learning kapan dan dimana saja secara bersamaan;
§   Bersifat universal;
§   Dapat membangun masyarakat;
§   Dari skala kecil maupun besar.


Sedangkan keunggulan yang didapat dari e-learning diantaranya, yaitu:

§   Tujuannya lebih berarti dan lebih merangsang;
§   Belajar dari perbuatan merupakan simulasi;
§   Belajar dari kegagalan;
§   Petubjuk dan feed back yang kuat;
§   Model dan cerita-cerita dari expert;
§   Program belajar otentik;
§   Setelah belajar dapat langsung digunakan /diperaktekan.

Dengan adanya poin-poin keuntungan serta keunggulan yang telah dipaparkan di atas maka pembelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik diharapkan akan lebih optimal sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhannya.

1. Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:

(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.

(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, Scorm, Ieee Lom, Ariadne, dsb.

(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi elearning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

E-learning 2.0

Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran
elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0.

Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004.

Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.

Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE).

Perkembangan eLearning di Idonesia sejalan dengan perkembangan Infrastruktur TIK. Beberapa programbn pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:

§   1999-2000 Jaringan Internet (Jarnet);
§   2000-2001 Jaringan Informasi Sekolah (JIS);
§   2002-2003 Wide Area Network Kota (WAN Kota);
§   2004-2005 Information and Communication Technology Center (ICT Center);
§   2006-2007 Indonesia Higher Education Network (Inherent);
§   2007-skrg Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas);
§   2008-skrg Southeast Asian Education Network (SEA EduNet);

Dengan mulai berkembanganya penggunaan internet, munculah situs elearning yang awalnya menjadi media sharring berbagai materi pembelajaran, diantaranya:

http://www.ilmukomputer.org
http://www.e-dukasi.net
Namun seiring dengan perkembangan infrastruktur TIK tersebut maka institusi pendidikan mulai
melakukan pengembangan e-learning.

2. Sarana dan Prasarana ’E-learning untuk Pendidikan

Program e-lerning for education harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai agar supaya dalam pelaksanaanya di sekolah tidak saling mengganggu ketika guru akan menyampaikan  pembelajaran kepada peserta didiknya..Sarana dan prasarana yang dibutuhkan diantaranya, yaitu:

§   Tiap-tiap kelas perlu 1 unit computer;
§   Koneksi internet;
§   Audio – Visual (TV, tape recorder);
§   LCD, baik portable maupun permanent;
§   PSB (pusat sumber belajar) yang menyediakan layanan dan program pembelajaran berbasis ICT.

3. Tujuan ’E-learning untuk Pendidikan SD

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari e-learning for education untuk SD diantaranya, yaitu:

§   Menjawab tantangan tentang globalisasi informasi dan komunikasi khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
§   Penggunaan e-learning meningkatkan interaksi belajar mengajar menjadi lebih menarik.untuk siswa.
§   E-learning menghapus paradigma bahwa guru adalah sosok yang serba tahu.
§   Penggunaan e-learning mengajarkan dan membiasakan kepada anak mengenal teknologi.

Dari tujuan di atas maka akan memberikan banyak keuntungan dan kemudahan kepada pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut, baik untuk guru maupun siswanya.

4.  Manfaat ’E-learning untuk Pendidikan

Banyak manfaat yang dapat dirasakan dari pelaksanaan program e-learning for education, bukan hanya bagi siswanya saja tapi bagi guru dan sekolahnya juga banyak memberikan kemudahan dan nilai plus.

Bagi Guru

1. Guru tampil lebih percaya diri.
2. E-learning meminimalisir tingkat kesalahan materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
3. Pekerjaan mengajar menjadi lebih mudah.
4. Pengajaran lebih efektif.

Bagi Siswa

1. Siswa merasa lebih nyaman dengan penggunaan E-learning.
2. Siswa dirangsang untuk berimajinasi dengan sajian audio visual yang menarik.
3. Materi yang diajarkan guru lebih akurat kebenarannya.
4. Materi pelajaran lebih mudah dipahami.
5. Kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan bermakna.
6. Siswa tidak gaptek (gagap tekologi).

Bagi Sekolah

1. Tingkat kepercayaan stake holder (yayasan, orang tua, dan masyarakat) meningkat.
2. Memudahkan untuk memetakan guru pada program pelatihan lanjutan.
3. Prestasi sekolah meningkat.
4. Penggunaan e-learning memunculkan prestasi bagi sekolah.
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik learning (e-learning) menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. wulf (Wulf, 1996) itu terdiri atas 4 hal, yaitu:

1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru/instruktur (enhance
interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar,
interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta
didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya
dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada
pembelajaran yang bersifat konvensional kesempatan yang ada atau disediakan
dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.

2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajatan dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/ dosen/insrtuktur setelah selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu samapai ada janji untuk bertemu dengan guru/dosen/instruktur.

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience). Dengan
fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan
pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi
menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi
dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Disamping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian
guru/dosen/instruktur selaku penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.

5.  Pelaksanaan Program E-learning

Di dalam pelaksanaan programnya e-learning digunakan sebagai :

1. Sumber materi pelajaran

Contoh: Materi bencana alam pada pelajaran IPS disampaikan dengan menayangkan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan bencana alam, misal:

gunung meletus : Guru menayangkan proses gunung meletus ( bisa didownload di internet).

Dengan pembelajaran konvensional siswa tidak bisa melihat secara langsung bagaimana proses terjadinya gunung meletus tersebut. Deminkian juga bencana banjir, angin puting beliung, dll. Namun dengan menggunakan media Information Communication Technology (ICT), semuanya terlihat dengan sangat jelas. Siswa dapat menyaksikan prosesnya.

Materi-materi seperti tersebut di atas tersedia lengkap di internet. Materi tinggal dicaridi internet dan dapat langsung ditayangkan dengan menggunakan LCD.

1. Presentasi siswa, baik tugas kelompok maupun tugas perorangan.
2. KBM oleh guru (agar pembelajaran lebih menarik).

6.  Hambatan Pelaksanaan E-learning dalam Pendidikan

Dalam penerapan e-learning untuk pendidikan tidaklah mudah, banyak kendala-kendala yang akan
dijumpai, diantaranya yaitu:

1.      Belum semua guru mau menerima keberadaan E-learning.
2.      Belum semua guru mampu menguasai dan menggunakan E-learning.
3.      Beberapa media seperti LCD, wireless jumlahnya masih terbatas sehingga penggunaannya harus diatur.
4.      Harga media ICT masih mahal apalagi bagi tingkat SD yang terdapat di daerah-daerah terpencil dengan semua keadaan yang serba terbatas.

7. Upaya dalam Mengatasi Hambatan

Adapun beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang telah dipaparkan di atas diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Mengadakan pendekatan persuasif tentang pentingnya E-learning.
1. Menjalin pola kemitraan dengan pihak-pihak yang peduli dengan pendidikan (kemitraan bisa
dijalin dengan perusahaan yang beroperasi di sekitar lingkungan sekolah melalui program
comunity development/comdev).
1. Mengadakan pelatihan-pelatihan. Misalnya:
1. Pelatihan komputer program windows dan excel.
1. Pelatihan pebuwatan bahan ajar dalam power point.
2. Pelatihan pembuatan e-mail.
3. Pelatihan pembuatan blog.
Rate This
4. Mengupayakan media yang jumlahnya masih kurang (dapat menggunakan dana dari

RAPB maupun BOS).

Jumat, 16 Oktober 2015

Tinjauan Pustaka

1. Pengertian
      Electronic book (ebook) atau disebut buku elektronik dalam bahasa Indonesia adalah bentuk digital dari buku biasa (tercetak) yang membutuhkan personal computers, mobile phones, atau alat khusus untuk membacanya yang disebut ebook reader atau ebook devices(wikipedia). Ebook adalah representasi elektronik dari sebuah buku yang biasanya diterbitkan dalam bentuk tercetak namun kali ini berbentuk digital(Lee, 2004:50). Berdasarkan definisi ini dapat kita simpulkan bahwa ebook memiliki dua sifat penting, yaitu: pertama, ebook berbentuk digital. Kedua, ebook membutuhkan alat baca khusus.
      E-book atau electronic book (atau juga digital book) adalah evolusi dari buku cetak yang biasa kita baca sehari-hari. Dibandingkan dengan pendahulunya, e-book menawarkan berbagai macam manfaat yang memudahkan kita menimba ilmu dan menambah wawasan. Ebook adalah buku elektronik yang bisa disimpan dengan mudah di perangkat elektronik kita. Kapasitas memori sebesar 1 GB sekalipun bisa memuat ratusan e-book. Jika kita punya ratusan buku cetak, sudah pasti kita butuh rak buku yang cukup besar untuk menyimpannya. E-book kini sudah semakin mudah didapat dan diakses. Apalagi untuk keperluan pendidikan. E-book adalah buku yang dipublikasikan dalam format digital berisi tulisan, gambar, yang dapat dibaca memalui perangkat komputer atau perangkat digital lainnya.
      E-book ini biasanya merupakan salah satu format alternatif dari buku cetak. Ada banyak kelebihan e-book yang tidak dimiliki buku cetak. Buku elektronik adalah bagian dari gaya hidup modern yang didukung perangkat elektronik. Di Amerika Serikat, kehadiran e-book semakin menggeser buku cetak.
      Wikipediamenjelaskan apa yang dimaksud dengan Buku elektronik (disingkat Buku-e atau ebook) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang
juga dapat berwujud teks atau gambar. Dewasa ini buku elektronik diminati karena ukurannya yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur pencarian, sehingga kata-kata dalam buku elektronik dapat dengan cepat dicari dan ditemukan. Terdapat berbagai format buku elektronik yang populer, antara lain adalah teks polos, pdf, jpeg, doc lit dan html. Masing-masing format memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk membaca buku elektronik tersebut. Salah satu usaha untuk melestarikan literatur berbentuk buku yang banyak jumlahnya dan memerlukan biaya perawatan yang mahal adalah dengan melakukan transfer dari bentuk buku ke bentuk buku elektronik. Dalam hal ini akan banyak ruang dan juga upaya yang dihemat untuk merawat literatur-literatur tersebut.
     Sedangkan menurut KBBI digital itu sendiri berarti berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan dengan penomoran.

2. Sejarah E-Book
      Pada awalnya ebook digunakan terbatas pada subjek dan pengguna tertentu saja. Cakupan subjek yang dibahas pada waktu itu antara lain teknik manual untuk hardware, teknik manufaktur, dan subjek lainnya. Sejumlah format ebook bermunculan, beberapa diantaranya didukung oleh perusahaan software besar seperti Adobe’s PDF format dan yang lainnya didukung oleh programer-programer independen dan open source. Biasanya, setiap ebook reader memiliki format yang berbeda-beda pula, kebanyakan dari ebook reader mengkhususkan satu format tertentu saja sesuai pangsa pasarnya. Pada waktu itu, para produsen ebook mengalami masalah mengenai standar yang dipakai dalam pengemasan dan pemasaran ebook sehingga ebook tumbuh di dalam “pasar bawah tanah”. Banyak penerbit ebook yang mulai memasarkan produknya menggunakan public domain. Pada waktu yang bersamaan, para penulis yang karyanya ditolak oleh penerbit menawarkan karyanya secara online sehingga karyanya dikenal oleh orang lain. Katalog buku-buku yang tidak resmi mulai bermunculan di website dan situs-situs yang menyediakan ebook mulai menyebarluaskan informasi mengenai ebook kepada masyarakat.
      Pada tahun 2008, model baru untuk pemasaran ebook mulai berkembang dan perangkat keras untuk membaca ebook mulai diproduksi. Peran internet sangat besar dalam perkembangan dan pendistribusian ebook. Sekarang kita tidak harus menggunakan ebook reader untuk membaca ebook. Kita juga bisa membaca ebook dengan personal computer dan bahkan dengan mobile phone. Hanya ada dua ebook reader yang mendominasi pasar, yaitu Amazon’s Kindle dan Sony’s PRS-500. Di Jepang, pasar ebook mengalami pertumbuhan yang baik selama tahun 2000 dan menembus angka 10 miliyar yen. Namun tidak semua penulis mendukung konsep ebook, contohnya JK Rowling yang menyatakan tidak akan mengeluarkan versi elektronik untuk karya-karyanya. Para ahli dari Plastic Logic, sebuah perusahaan teknologi layar yang berbasis di Cambridge, Inggris, melaporkan sebuah teknik yang memungkinkan pencetakan transistor polimer menjadi sebuah permukaan plastik yang fleksibel. Teknik ini memungkinkan layar menjadi lentur, sehingga memberikan ebook tambahan daya tahan.

3. Keuntungan Menggunakan E-Book
Teks dapat dicari secara otomatis dan dirujuk silang menggunakan hyperlink.
Sebuah ebook reader dapat berisi beberapa buku sehingga mudah dibawa kemana saja (lebih ringan dan kecil) dibandingkan buku-buku yang sama dalam format tercetak. Ratusan atau bahkan ribuan buku dapat disimpan pada perangkat yang sama.
Ebook memungkinkan penyorotan dan penjelasan nonpermanent.
Ukuran font dan font dapat disesuaikan.
Ebook memungkinkan gambar animasi dan klip multimedia terpasang di dalamnya.
Memungkinkan penggunaan warna yang lebih banyak dibandingkan warna dalam format tercetak.
Perangkat ebook memungkinkan ebook dibaca dalam keadaan sedikit cahaya atau bahkan gelap total dengan menggunakan back light.
Sebuah ebook secara otomatis dapat terbuka di halaman terakhir yang dibaca.
Lebih murah
Perangkat lunak Teks-untuk-bicara dapat digunakan untuk melakukan konversi ebook ke buku buku audio secara otomatis.
Pemasok ebook tidak membutuhkan ruangan yang besar dan tidak ada batasan pencetakan buku.
Lebih mudah bagi penulis untuk menerbitkan sendiri ebook.
Ebook dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan versi buku yang tercetak (printbook).
Ebook tidak membutuhkan kertas, tinta, dan sumber daya lain yang digunakan untuk menghasilkan buku-buku yang dicetak. Itu artinya kita dapat mengurangi penebangan hutan untuk produksi kertas.

Rabu, 07 Oktober 2015

PERSIAPAN UNTUK PEMBUATAN DIGITAL BOOK



Buku digital biasa disebut dengan e-book atau buku elektronik. Buku digital adalah buku publikasi dalam bentuk digital/elektronik, yang terdiri dari teks, gambar, video yang dapat dibaca pada komputer atau perangkat elektronik portable lainnya (tablet komputer dan smartphone) dengan menggunakan aplikasi e-book reader (contoh : Amazon Kindle, Barnes & Noble Nook , Kobo eReader , dan Sony Reader). Kadang-kadang buku digital didefinisikan sebagai sebuah versi elektronik dari buku cetak.


Jaman era digital seperti saat ini baiknya tiap orang yang bersinggungan dengan
data seperti mahasiswa, karyawan, peneliti hingga professional harus bisa
memanfaatkan yang ada di dalamnya. Salah satu kemudahan yang diberikan
teknologi adalah membuat buku dalam bentuk digital.
Buku digital saat ini telah menggantikan buku konvensional yang ada saat ini.
Dalam satu folder bisa digunakan untuk menyimpan puluhan hingga ratusan
atau ribuan file buku.
Buku digital tentu akan sangat mengamankan asset atau data yang dimiliki dan
kelak bila membutuhkan data tersebut akan sangat mudah dalam mencarinya
kembali. Buku digital ini bisa diakses tidak hanya menggunakan PC atau laptop
tapi bisa juga menggunakan gadget atau smartphone.

Keuntungan adanya buku digital :
  •  Untuk melestarikan literatur dalam bentuk buku yang banyak jumlahnya.
  • Tidak dapat rusak, karena data disimpan dalam bentuk file .
  • Mengurangi biaya perawatan yang mahal.
  •  Proses publikasi murah dan mudah untuk disebar luaskan karena bisa melalui media website, email atau kelas maya.
  • Memiliki sifat portable, karena bisa dibaca menggunakan perangkat elektronik portable (tablet komputer, smartphone).
  • Tidak memakan tempat, karena disimpan dalam bentuk file, tidak seperti model buku konvensional yang harus dicetak pada sebuah media kertaas.
  • Situs ebook saat ini memiliki fasilitas untuk menerjemahkan buku dalam berbagai bahasa.
  • Membatasi penyalinan dan distribusi karya, menjual atau menggunakan teks dalam domain publik secara bebas dengan menggunakan protek
Bahan-bahan apa saja yang harus dipersiapkan jika kita ingin membuat buku digital. Pertama siapkan teks yang akan dibuat buku digital, baik cover maupun isi materinya berupa file doc. Persiapkan juga aplikasi yang dapat mengubah file doc ke file pdf karena buku digital hanya bisa diproses apabila sudah dalam bentuk file pdf. Persiapkan pula gambar, musik dan video agar buku digital lebih menarik. Lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

PERSIAPAN UNTUK PEMBUATAN DIGITAL BOOK